“Selalu Bersyukur”

Entri yang Diunggulkan

PERTOLONGAN AL-QUR’AN DI ALAM QUBUR

Kamis, 26 Mei 2016

Cara membuat Bonsai Kelapa Cabang

Generus cotester

POHON bercabang itu biasa, tapi pohon kelapa bercabang itu hal yang luar biasa. Lebih luar biasa lagi ketika pohon kelapa bercabang tersebut dibuat menjadi bonsai (dikerdilkan) untuk tanaman hias di rumah.
Di mata awam, mustahil membuat pohon kelapa bercabang dikerdilkan. Sebab, pohon itu umumnya tumbuh alami secara tegak lurus dan jarang bercabang. Kalaupun ada cuma satu atau dua, dan langka.
Namun bagi Moh Marsudi Suyanto (38), sesuatu yang sangat mustahil itu justru mendorong dia berpikir menemukan hal yang masih langka. Yaitu membuat bonsai kelapa bercabang. Atas temuannya tersebut, meraih Intisari Award kategori umum saat HUT Ke-41 majalah bulanan itu, September 2003.

Menurutnya, temuan tersebut boleh dikatakan tak sengaja. Pada 2000, bapak dua putra itu mencoba membuat bonsai kelapa. Saat persemaian, dia mengamati bonsai kelapa yang dikerumuni semut tampak tumbuh cabang lagi.
Dari benaknya muncul pertanyaan, ada mukjizat apa dibalik ribuan semut yang mengerumuni tanaman kerdil tersebut sehingga memacu pertumbuhan batang baru. Waktu itu dia hanya berpikir sederhana, tumbuhnya batang baru kemungkinan karena distimulasi air kecing/kotoran semut yang tertinggal disitu.
''Pasti ada sesuatu di dalam kotoran/air kencing semut yang bisa memacu pertumbuhan cabang baru. Namun saya tak sampai meneliti sejauh itu, zat apa yang terkandung pada semut itu,'' ujar lulusan SMT Pertanian, Kedawung Sragen 1984 itu.
kemudian memperoleh ide, yakni mengumpulkan ribuan semut ke wadah. Setelah terkumpul, binatang tersebut dilumat jadi satu dicampur sedikit air lalu dimasukkan botol. Hasil saringan sari zat semut (Sarmut) digunakan menetesi tunas bonsai kelapa itu guna memacu pertumbuhan batang baru.
Membuat bonsai kelapa "biasa", dimulai dengan memapras ujung kelapa pakai gergaji atau sabit. Lalu dibiarkan sekitar sebulan, sembari disiram dua kali sehari. Setelah tunas kelapa kelihatan, masukkan kelapa dalam kaleng yang bagian bawahnya telah diisi batu kerikil, pasir, tanah berhumus, dan tanah biasa. Selama tiga bulan, kelapa dirawat dan dibentuk dengan proses pemotongan atau pemangkasan. Pada usia enam bulan, umumnya bonsai sudah "terbentuk". "Sebaiknya, tunggu sampai delapan bulan sebelum memindahkannya ke tempat permanen,"
Persiapan awalnya mulai pemaprasan awal , buah kelapa yang akan dibonsai dipotong 1/3 bagian (posisi miring), hingga penempatan kelapa di dalam kaleng, sama persis seperti membuat bonsai biasa. Bedanya, setelah masuk kaleng, tunas kelapa disiram pakai sari zat semut (SZN) 20 tetes (1 tetes-1 cc). Tiga hari sekali, selama lebih kurang sebulan, calon bonsai diberi SZN hingga merata.
SZN dianggap meresap jika terjadi perubahan dalam pertumbuhan bonsai kelapa. "Pertumbuhannya jadi jelek, tidak teratur atau tidak sewajarnya,". Kemudian tunas kelapa mulai dibersihkan pakai pisau kecil atau cutter. Sampai di sini, kalau prosesnya berjalan lancar dan dengan prosedur benar, biasanya tunas-tunas cabang akan mulai kelihatan.
"Tunas-tunas kecil itu harus dirawat dengan hati-hati, karena mudah patah,". Setelah rapi, silakan dipindah ke lokasi penam-pungan permanen. jangan berharap sekali mencoba bisa langsung jadi. "Saya saja butuh beberapa kali percobaan, baru ketemu yang seperti ini,"
Omong-omong, bagaimana cara memperoleh sari zat semut? Ternyata tak begitu susah. Syaratnya, tempat tinggal Anda punya banyak sarang semut. "Sampai saat ini, saya lebih banyak menggunakan semut hitam," Setelah itu, semut-semut yang "tertangkap" diubah dengan berbagai cara menjadi cairan. "Supaya mudah disiramkan ke bonsai,"
Paling sulit adalah merawat. Bonsai kelapa harus disiram dua kali sehari pagi dan sore. Tunas kelapa yang mulai tumbuh harus langsung dibelah sebagai perlakuan dasar. Ketika mulai tumbuh daun, disisir (dibelah) supaya kelihatan mblarak.
''Pemupukan juga harus rutin tiap 15 hari sekali agar tanah tetap gembur. Jangan lupa disemprot insektisida/herbisida guna mencegah hama/penyakit,'' ujarnya.
Menurutnya, semua jenis kelapa bisa dikerdilkan. Dia hanya membonsai lima macam yang dianggap punya nilai artistik. Yaitu bonsai kelapa (bonkel) warna hijau (Giok), Slanting (emas/gading), Semi Slanting (coklat), dan full Slanting(merah delima).
Nilai artistik bonsai kelapa bercabang, jelasnya, pada cabang baru yang tumbuh di batang lain, bukan dari tunas. ''Jika cabang baru tumbuh dari batang lain, karena ada perlakuan khusus. Tapi kalau cabang tersebut tumbuh dari tunas, itu memang alami,''

Sumber : berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar